PRAKTIK PRODUKSI NASKAH BERITA INFOTAINMENT DENGAN PENDEKATAN JURNALISTIK (Lolos Validasi Sistem RGTK)

Oleh Sonia Fitri

Aksi Nyata Pengalaman Melaksanakan Pembelajaran Model PjBL di SMK Al-Musri Katomas Subang Sebagai Bagian dari Jurnal Pembelajaran Modul I (Pembelajaran Mendalam dan Asesmen SMK) dalam Program Profesi Guru (PPG) Batch I 2025

Sumber: pixabay.com

BAGIAN I

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL PjBL UNTUK PENYELENGGARAAN KELAS YANG EFEKTIF DAN APLIKATIF

Secara praktik, Project Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek bukanlah hal baru. Ketika guru sadar akan pentingnya pembelakan keahlian untuk para siswa, maka PjBL menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan. Sudah banyak contoh penerapan PjBL di SMK, meski hingga kini belum menyeluruh. 

Contoh nyata penerapan PjBL sangat kentara di SMKN 27 Jakarta, di mana para siswa SMK jurusan Tata Boga mampu menerapkan keahlian terkait, bukan hanya secara teori, tapi juga praktik. Penerapan PjBL di sekolah tersebut bahkan sudah terbilang mapan, dimulai dengan pemesanan produk melalui manajemen BLUD, pengiriman info pesanan ke berbagai unit produksi, pembuatan produk sesuai standar, hingga pengiriman (output) yang jelas dan berkelanjutan.

Penerapan PjBL sangat mungkin di sekolah tempat saya mengajar. Meski begitu, pembelajaran lebih lanjut hingga konsistensi guru menjadi poin penting agar pembekalan keahlian anak di bidang yang berkaitan dengan Broadcasting dan Perfilman berlangsung efektif. Di sisi lain, butuh pemahaman dan koordinasi lebih lanjut agar pelaksanaannya berlangsung tepat sasaran dan efektif. 

1.1. Penerapan Pembelajaran Model PjBL untuk Materi Pengantar Broadcasting dan Perfilman

Secara umum, penerapan pembelajaran model PjBL mencakup beberapa langkah, dimulai dari menentukan pertanyaan mendasar. Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator menyampaikan topik pembelajaran. Untuk jurnal ini, saya mengambil contoh tema yang spesifik, yakni “Praktik Produksi Naskah Berita Infotainment dengan Pendekatan Jurnalistik”. Setelah menyampaikan tema pembelajaran, peserta didik akan mulai berdiskusi untuk menjelaskan bentuk dan fungsinya, hingga menguraikan perangkat praktik dan metode penulisan yang akan digunakan. 

Tahap berikutnya adalah mendesain perencanaan proyek. Siswa yang sudah dibagi ke dalam beberapa kelompok akan mulai mengumpulkan referensi berita dari sumber-sumber yang valid dan terpercaya. Mereka juga berbagi tugas untuk mencatat hal-hal yang perlu disampaikan, dan nantinya akan dirangkai menjadi naskah berita infotainment yang utuh. 

Penentuan jadwal kerja dan penyelesaian proyek juga sangat penting sebagai acuan kerja dan menegaskan komitmen kedisiplinan. Dalam menyusun naskah berita, siswa tidak mengarang bebas, melainkan harus menjalankan praktik jurnalistik agar mendapatkan referensi yang terpercaya. Naskah berita juga harus mencakup ketentuan khusus agar tersampaikan pada waktu tertentu. 

Posisi guru sebagai fasilitator adalah memonitor peserta didik hingga mengontrol kemajuan proyek penulisan. Alih-alih memberikan tema dan instruksi lalu angkat tangan, guru justru harus memperhatikan perkembangan proyek dari masing-masing kelompok. Jika ada kendala, para siswa bisa berkonsultasi agar hasil laporan sesuai dengan target pembelajaran yang diharapkan. 

Setelah proyek selesai, guru bersama-sama dengan murid juga harus melaksanakan pengujian hasil hingga evaluasi. Dengan begitu, seluruh peserta didik bisa mengkaji kembali hasil kerja mereka untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. 

1.2. Hal-Hal Penting Berkaitan dengan Pembelajaran Model PjBL

Ada beberapa hal yang saya pelajari terkait Pembelajaran Model PjBL di SMK. Di antaranya, model pembelajaran ini memosisikan peserta didik sebagai subyek. Karena itulah, guru berperan sebagai fasilitator yang harus mendukung dan memandu keberlangsungan hingga keberhasilan proyek. Siswa juga mendapatkan kebebasan untuk memilih proyeknya sendiri, lalu mampu menyelesaikan dan mempresentasikannya di hadapan stakeholder.

Sebab berposisi sebagai subyek, peserta didik dipandu agar dapat berperan aktif dalam melaksanakan proyek hingga menyelesaikan berbagai masalah dalam proyek tersebut. Sebagai motivator dan fasilitator, guru mengawal agar siswa dapat secara mandiri ataupun kelompok menyelesaikan proyeknya, dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan hingga pemaparan produk.

Secara umum, pelaksanaan pembelajaran model PjBL sangat baik dalam memicu kemandirian, kreativitas dan inovasi siswa. Tapi tentu saja ada kekurangan dan kelebihan yang saya garis bawahi. Berikut ini kekurangan pembelajaran model PjBL: 

  • Penyelesaian proyek relatif memakan waktu, terutama untuk penyesuaian siswa dan kemandirian mereka dalam menentukan proyek dan langkah penyelesaiannya
  • Pelaksanaan proyek mungkin akan membutuhkan biaya tinggi, sementara kerja sama dengan industri untuk urusan pembiayaan dan pengadaan alat produksi tidak selalu mulus. 
  • Sistem pembelajaran tradisional masih mengakar kuat, sehingga pemahaman dan pembelajaran untuk penerapan model ini masih butuh adaptasi. 

Sementara itu, berikut ini kelebihan pelaksanaan proyek PjBL: 

  • Peserta didik disiapkan untuk mengenal dan memasuki dunia industri dengan kualifikasi yang mumpuni
  • Membuka peluang bagi industri untuk menjalin kerja sama yang efektif dan menguntungkan dengan dunia pendidikan.

1.3. Hal-Hal Penting untuk Dipelajari Lebih Lanjut

Terkait Pembelajaran Model PjBL, saya sangat penasaran tentang bagaimana cara menjalin kerja sama dengan industri terkait jurusan broadcasting dan perfilman. Sebagai pemula, mungkin perlu ada bimbingan dan wawasan tambahan agar bisa melakukan pendekatan dengan industri agar sudi bekerja sama. Tentu saja, pengadaan alat dan biaya kerja sama juga tidak boleh luput dari perhitungan. 

Hal lain yang juga masih menjadi tanda tanya adalah tentang pengelolaan keuangannya. Ketika sekolah berhasil menjalin kerja sama dan menghasilkan produk barang dan jasa yang digunakan oleh industri, bagaimanakah pembagian keuntungan materilnya untuk pihak sekolah maupun industri?

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Pembelajaran Model PjBL, saya ingin membuka ruang diskusi seluas-luasnya dengan rekan sejawat. Saat ini era digital juga memungkinkan berbagai akses pengetahuan secara spesifik. Saya akan mencari berbagai jurnal terkait agar bisa mendapatkan gambaran seputar pendekatan kerja sama dengan perusahaan hingga pengelolaan keuangan ketika pelaksanaan PjBL terjadi. Meski begitu, saya juga perlu melihat dan mewawancarai sekolah-sekolah yang sudah sukses menerapkan model pembelajaran ini.

BAGIAN II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL PjBL 

di SMK AL-MUSRI KATOMAS SUBANG

Satuan Pendidikan : SMK

BAB : 5

Materi : Prosedur Proses Kerja Pada Industri Broadcasting dan Film

Sub Materi : Praktik Produksi Naskah Berita Infotainment

Pembelajaran ke : 1

Alokasi Waktu : 6×2 JP

2.1. Tujuan Pembelajaran

  1. Siswa mengetahui teknik penulisan kreatif untuk pembuatan naskah berita infotainment.
  2. Siswa mampu mengumpulkan sumber-sumber berita yang valid, terpercaya dan terbaru untuk mendukung pemaparan narasi naskah berita.
  3. Siswa dapat melakukan editing untuk produksi naskah yang sesuai dengan permintaan industri. 
  4. Siswa mampu membacakan naskah berita dengan artikulasi yang jelas dan lancar serta menggunakan perangkat broadcasting standar.

2.2. Kegiatan Pembelajaran

KegiatanDeskripsi KegiatanWaktu
PendahuluanGuru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa.
Guru memandu siswa melakukan ice breaking untuk menggugah semangat siswa.
Guru menyampaikan topik dan materi yang akan dipelajari.
5 Menit
Kegiatan IntiDiscovery Based Learning (Pertemuan 1 dan 2)
Siswa mencari dan mempelajari contoh naskah berita infotainment yang dibuat oleh jurnalis profesional.
Siswa mempelajari teknik-teknik penulisan kreatif untuk pembuatan naskah berita infotainment.
Siswa berlatih brainstorming dan editing dengan metode quantum writing.
Pertemuan 3 dan 4
Siswa bekerja sama menetapkan tema dan judul berita. 
Siswa mencari sumber dan referensi yang valid, terpercaya dan aktual untuk referensi penyusunan naskah berita.
Siswa mulai merangkai dan mengedit naskah berita infotainment.
Project Based Learning Bentuk Proyek Seni (Pertemuan V dan VI) 
Siswa berlatih untuk membacakan naskah berita infotainment dengan intonasi dan artikulasi yang jelas dan menarik.
Siswa melaporkan kegiatan penulisan naskah berita infotainment dalam bentuk audio visual
Siswa melakukan evaluasi bersama guru untuk perbaikan di proyek penulisan naskah berikutnya.
PenutupGuru memandu siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan. 
Salam penutup dan doa.
5 Menit

2.3. Penilaian (Asesmen)

Penilaian SikapPenilaian PengetahuanPenilaian Keterampilan
Observasi untuk kerja sama, keaktifan dan tanggung jawab masing-masing siswa dalam bekerja di kelompoknya. Wawasan siswa terkait prinsip-prinsip penulisan kreatif, teknik editing serta teknik penyiaran yang sesuai dengan kebutuhan industri. 
Pembuatan naskah berita infotainment
Pembuatan video role play untuk kegiatan penyiaran naskah berita infotainment.

Subang, 14 Juni 2025


Guru Mata Pelajaran


(…………………………….)
Mengetahui, Kepala Sekolah


(…………………………….)

BAGIAN III

REFLEKSI DAN UMPAN BALIK

3.1. Refleksi

Pembekalan skill atau keahlian siswa berkaitan dengan jurusannya sangat penting. Untuk bidang Broadcasting dan Perfilman, para siswa harus mengetahui tentang seni menulis kreatif. Dengan begitu, mereka akan bisa dengan mudah memproduksi berbagai naskah kreatif untuk berita, film dan konten lainnya. 

Di sisi lain, literatur peserta didik harus terus dipupuk dengan menyelenggarakan sejumlah praktik baik. Misalnya, guru menyelenggarakan kelas jurnalistik, kelas baca dan pelatihan editing. Kemampuan untuk memproduksi naskah yang unik dan menarik lahir dari soft skill yang harus terus diasah. 

Sebab belum terlalu familiar di lingkungan sekolah saya, hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun kesadaran di antara para guru baru yang produktif tentang pentingnya penerapan model PjBL. Strateginya beragam, dari mulai berdiskusi bersama, atau menggelar workshop sederhana. Ketika para guru sudah paham tentang urgensi dan manfaatnya, langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi permasalahan hingga merencanakan proyek bersama, termasuk nantinya agenda evaluasi.

3.2. Umpan Balik dari Rekan Sejawat

Nama GuruKomentar
Siti Rosihoh, S.PdModel PjBL terdengar asing bagi saya. Tapi setelah berdiskusi, model pembelajaran semacam ini sangat baik untuk pembekalan skill anak-anak.
Iin Inarotul JalalahGuru memang sudah seharusnya peduli dengan kualitas dan kemampuan anak. Apalagi di SMK, siswa akan dituntut masuk dunia kerja dan mereka harus siap dengan keahlian yang memadai.
Ifa Zulfia Adha, S.PdPjBL untuk broadcasting harus didukung dengan penyelenggaraan kelas literatur. Anak-anak jangan sampai bergantung pada chat GPT apalagi praktik plagiasi lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *